Selasa, 28 April 2009

Tekstur dan Corak dalam Skema Warna Monokromatis



Menerapkan skema warna monokromatis tidaklah sulit. Tetapi kita harus benar-benar yakin dan cocok pada warna yang kita pilih. Gunakanlah variasi gradasi warna yang cukup dalam satu ruangan, sehingga ruangan tersebut tidak berkesan monoton atau membosankan.

Suatu ruangan yang didisain dengan skema warna monokromatis perlu menggunakan perpaduan unsur- unsur tekstur dan corak. Penggunaan aneka bahan /kain dengan tekstur yang berbeda, serta aneka corak yang menunjang interior membuat tampilan ruangan dengan skema warna monokromatis terlihat lebih hidup.
Aneka bahan/kain penunjang interior yang ada saat ini, antara lain katun yang lembut dan berkesan segar dan ceria, linen yang agak kasar dengan tenunan yang agak jarang dan berkesan sporty, organdi yang tipis dan tembus pandang menawan, beludru yang halus berkesan tebal dan anggun, sutra yang cenderung mengkilat dan berkesan mewah, wol yang terkadang berkesan berat dan padat tetapi classy, jacquard yang bergaya baik dalam kondisi mengkilat maupun doff, chenille yang mirip beludru tetapi dengan harga yang lebih terjangkau, serta aneka serat dan tenun ikat yang berkesan tradisional dan alami.

Khusus mengenai corak, pada saat ini tersedia begitu banyak corak/motif di pasaran yang dapat diaplikasikan dalam materi-materi interior, seperti pada kertas dinding (wall paper), stensil dan pembatas (border) dinding, karpet, tirai, kain pembungkus (upholstery) sofa, seprai, bed cover serta aneka bantal dan berbagai aksesori untuk interior. Adapun corak yang tersedia mulai dari yang bermotif klasik seperti motif aneka flora dan fauna, motif geometri standar seperti garis-garis, kotak-kotak dan polkadot , retro sampai ke berbagai motif modern yang funky.

Memang bila dilihat dari arti katanya, “mono” berarti satu atau tunggal, tetapi dalam kaitannya dengan disain interior, ruangan yang didisain dengan skema warna monokromatis sesungguhnya tidak bisa benar-benar hanya terdiri dari skema satu warna tunggal dengan warna-warna turunannya. Biasanya elemen-elemen seperti lantai, langit-langit, kusen-kusen pintu dan jendela serta daun pintu memakai warna-warna netral.
Umumnya paling banyak dalam satu ruangan, porsi kombinasi warna monokromatis hanya berkisar 80%, 20% sisanya merupakan perpaduan warna-warna netral atau warna-warni lain yang menunjang tampilan skema warna monokromatis tersebut.

Warna-warna netral (hitam, putih dan abu-abu) bisa menjadi aksen yang menarik atau menjadi warna dasar dari kombinasi warna monokromatis. Misalnya dinding kamar dicat gradasi warna kuning muda sementara bingkai jendela dan beberapa furnitur dan pelengkapnya menggunakan perpaduan warna putih dan kuning. Bisa juga dinding suatu kamar berwarna putih keabu-abuan, sementara materi –materi interior lainnya merupakan kombinasi warna monokromatis oranye.

0 Comments: