Selasa, 28 April 2009

Menghadirkan ”Terapi” Pada Warna



Para ahli terapi warna mengatakan bahwa pancaran warna dapat memberikan efek positif bagi kesehatan tubuh. Setiap warna diteliti menyimpan suatu getaran atau energi yang berdaya menyembuhkan. Bagaimana kaitan warna dengan tubuh manusia?
Pada dasarnya setiap manusia terlahir dengan membawa warna kehidupannya. Energi cahaya yang melingkupi sekujur tubuh memancarkan aura yang terdiri dari tujuh warna pelangi, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu, atau sering disebut “mejikuhibiniu”.

Tubuh yang kekurangan satu atau beberapa warna tertentu biasanya menimbulkan gangguan-gangguan fisik, misalnya kelebihan warna biru atau kekurangan warna merah. Ketidakseimbangan aura tubuh inilah yang membuat seseorang merasa kurang sehat.
Terapi warna dipercaya dapat mengembalikan keseimbangan energi dalam tubuh. Caranya dengan mengaplikasikan kekurangan atau kelebihan warna pada tubuh. Ilmu kedokteran juga membuktikan, genetika tubuh manusia dapat merespons secara otomatis terhadap warna dan cahaya. Itu sebabnya pemberian energi lewat warna dapat menimbulkan efek positif pada tubuh manusia.

Untuk mengetahui di mana letak ketidakseimbangan warna pada aura tubuh kita, diperlukan seorang ahli terapi warna. Sama halnya saat kita harus menentukan warna-warna dekorasi ruang di dalam rumah, kita memerlukan jasa seorang disainer interior.

Namun, pilihan warna dari seorang disainer interior belum tentu sesuai dengan selera dan kebutuhan penghuni rumah. Bisa jadi, keseimbangan aura tubuh kita malah terganggu gara-gara salah memilih warna ruangan. Padahal, sebuah rumah haruslah menjadi tempat tinggal yang nyaman, bukan menjadi sumber gangguan fisik dan psikologis.

Naluri kita pun sebenarnya dapat diandalkan untuk menentukan pilihan warna yang sesuai. Jika emosi kita tidak terganggu dengan warna ruangan tertentu, itu berarti kita telah menciptakan suatu terapi warna untuk diri sendiri.
Ada beberapa efek terapi umum yang dihasilkan warna-warna dalam kehidupan. Warna merah yang memancarkan keberanian, diteliti memberikan efek pada peningkatan denyut jantung dan frekuensi pernafasan. Warna oranye yang membawa nuansa keceriaan dan kesegaran, diteliti mampu memberi rangsangan kreativitas pada otak dan rangsangan pada sistem pencernaan. Penggunaan warna kuning pada ruang diteliti dapat mengurangi rasa letih dan perasaan-perasaaan tertekan. Warna hijau yang identik dengan harmonisasi alam, diteliti mampu menyeimbangkan energi tubuh hingga membantu proses penyembuhan. Lalu warna biru diteliti memberi efek menenangkan dan memperbaiki kerja pernafasan dalam tubuh. Sedangkan warna ungu diteliti dapat membuat pola tidur yang lebih baik.

Dekorasi ruang yang mengutamakan pilihan warna-warna monokromatis cenderung memiliki intensitas senada, sehingga memudahkan kita untuk memilih warna-warna netral yang menenangkan. Prinsipnya, tatalah warna dinding, plafon, atau lantai, dengan pilihan warna yang membuat tubuh kita lebih rileks. Hindari warna-warna masif atau gelap, seperti hitam atau biru tua pada ruangan, karena warna-warna ini cenderung memicu rasa tertekan.

0 Comments: