Senin, 27 April 2009

Mengenal Warna

Hal pertama apa yang langsung terlintas dalam benak kita ketika mendengar kata warna? Apakah keceriaan, keindahan, atau serba-serbi warna favorit? Selera dan persepsi setiap orang akan warna memang sangat subyektif atau individual. Tapi ada pula hal-hal yang bersifat obyektif yang dapat dijadikan pedoman ketika seseorang akan berkreasi dengan warna.

Aneka Teori Warna
Dengan mengamati alam, dapat dilihat bahwa warna-warni di jagat raya ini sangat kaya. Spektrum warna yang lengkap memang dapat kita lihat pada pelangi. Tetapi baru pada tahun 1666, pengetahuan tentang warna didefinisikan oleh Sir Isaac Newton. Ketika itu Newton secara tidak sengaja melihat spektrum warna yang dihasilkan dari cahaya, terpancar melalui sebuah gelas prisma. Cahaya matahari yang dibiaskan melalui gelas prisma tersebut terurai menjadi tujuh (7) gelombang cahaya yang berbeda, yaitu merah, jingga (oranye), kuning, hijau, biru , nila (biru tua) dan ungu. Dikenal dengan sebutan ”mejikuhibiniu”. Berawal dari penemuan inilah lahir aneka teori warna.

Warna dan Cahaya
Warna–warni tercipta karena adanya cahaya. Tanpa cahaya, manusia tidak dapat membedakan warna. Bayangkan bila kita masuk ke sebuah ruangan yang tertutup rapat tanpa sedikit pun cahaya, maka mata kita tidak akan dapat membedakan warna-warni dinding ruangan tersebut, meski setiap dindingnya diberi warna-warni yang kontras.
Sumber cahaya utama di dunia adalah cahaya matahari. Bagi kita yang tinggal di daerah tropis, kita bisa dikatakan beruntung karena bisa mendapatkan cahaya matahari hampir sepanjang tahun. Cahaya matahari memiliki spektrum warna yang lengkap.
Kita juga mengenal cahaya buatan atau artifisial, seperti lampu. Saat ini ada beberapa jenis lampu, antara lain lampu pijar yang bersumber pada sodium vapor (gas) yang berwarna kuning, dan lampu neon yang bersumber pada mercury vapor (gas) yang berwarna putih dan kuning. Efek cahaya yang ditimbulkan dari kedua jenis lampu ini tentu saja berbeda. Cahaya putih cenderung membuat orang “terjaga” karena itu biasa dipakai di pabrik dan perkantoran. Sementara cahaya kuning, selain memberi nuansa hangat juga lebih homy.
Warna akan terlihat berbeda, tergantung dari sumber cahaya yang meneranginya. Kombinasikan sumber cahaya dengan warna-warni di rumah kita, sesuai dengan kebutuhan atau nuansa yang kita inginkan, niscaya efek warna-warni rumah kita akan semakin terasa manfaatnya.




Warna-warna Primer, Sekunder, Tersier

Semua warna berawal dari warna-warna primer. Warna-warna primer adalah warna-warna yang berdiri sendiri atau bukan merupakan hasil dari percampuran warna-warna apa pun, sehingga warna-warna primer dapat juga dikatakan sebagai warna-warna dasar. Warna-warna primer adalah merah, kuning dan biru.
Dua warna primer yang dicampur akan menghasilkan satu warna sekunder. Contohnya, merah dicampur dengan kuning, akan menghasilkan warna oranye (oranye adalah warna sekunder). Selanjutnya warna primer yang dicampur dengan warna sekunder akan menghasilkan satu warna tersier. Contohnya, merah yang dicampur dengan oranye akan menghasilkan warna merah oranye (burnt orange).


Lingkaran Warna

Lingkaran warna adalah suatu lingkaran yang terdiri dari warna-warna primer, sekunder dan tersier. Biasanya lingkaran warna utama berisi 12 warna.
Pertama, pusatkan perhatian pada warna-warna primer (merah, kuning, biru) yang terletak pada jarak yang sama dan membentuk pola segitiga pada lingkaran warna. Perhatikan, warna-warna yang terletak pada jarak yang tepat di antara dua warna primer adalah warna-warna sekunder (oranye, hijau, ungu). Terakhir, warna-warna tersier adalah warna-warna yang terletak di antara warna primer dan warna sekunder.
Pergunakan lingkaran warna sebagai alat bantu ketika kita ingin memilih dan mengkombinasikan warna-warna eksterior maupun interior rumah, misalnya untuk dinding, kusen, lantai dan langit-langit rumah, serta aneka aksesori penunjang interior seperti kain sofa, tirai, taplak meja dan ragam bantal kursi. Dengan memakai lingkaran warna, kita dapat lebih efektif melihat hubungan antar warna hanya dalam waktu singkat.

Warna Untuk Eksterior dan Interior
Untuk sebagian orang, memilih skema warna yang tepat untuk eksterior dan interior rumah adalah pekerjaan yang sulit. Mengapa? Karena warna adalah suatu materi utama yang dapat membentuk suasana sekaligus tampilan suatu ruangan. Efek suatu warna yang sedemikian besar inilah yang cenderung membuat orang berhati-hati dalam memilih warna.
Memilih warna untuk eksterior dan interior rumah tidaklah terlalu sulit, asalkan kita mengetahui dan memahami teori warna. Setiap warna mempunyai karakteristiknya sendiri-sendiri.
Warna-warni yang kita pilih dan bagaimana warna itu diaplikasikan dalam suatu ruangan dapat memberikan rasa dan nuansa yang berbeda-beda. Suatu ruangan dapat terlihat lebih besar atau lebih kecil, lebih panjang atau lebih sempit, lebih hangat atau lebih dingin/sejuk, lebih formal atau lebih santai, tergantung dari warna-warna yang kita pilih. Tidak salah bila ada pendapat bahwa mengganti warna dinding ruangan adalah salah satu cara termudah untuk mengganti tampilan dan suasana rumah.

Skema Warna
Skema warna adalah beberapa warna yang dikombinasikan sedemikian rupa sehingga menciptakan nuansa tertentu. Istilah skema warna biasa dipakai dalam dunia disain interior. Contohmya, skema warna dingin yang berkisar di sekitar warna biru pada lingkaran warna, yaitu ungu, biru ungu, biru, biru hijau dan hijau dapat memberi nuansa tenang dan sejuk pada ruangan yang digunakan untuk istirahat atau bersantai. Nuansa yang sama bisa didapat bila skema warna dingin tersebut diterapkan pada rumah-rumah di negara tropis seperti Indonesia, atau pada ruangan yang banyak terpapar sinar matahari, terutama ruangan yang menghadap utara atau timur.
Pada industri–industri yang erat kaitannya dengan warna seperti industri mode dan cat, biasanya mereka mengeluarkan skema-skema warna tertentu secara rutin setiap tahun untuk dijadikan sebagai prediksi, kecenderungan skema warna apa saja yang akan menjadi tren pada tahun berikutnya.

0 Comments: